Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) 5
Silakan pelajari materi di bawah ini! Jangan lupa, Saudara perlu mengerjakan latihan dan evaluasi sebagai sarana untuk mengukur pemahaman materi pada CPMK 5.
Sub-CPMK
Mahasiswa dapat menunjukkan penyusunan daftar rujukan dari berbagai sumber dan menuliskannya dalam bentuk kutipan serta mampu melakukan parafrasa untuk menghindari plagiasi.
Bahan Kajian
Pada bab 4 Saudara mahasiswa sudah dikenalkan dengan materi tentang membaca kritis untuk menulis. Materi ini tentu sangat berkesinambungan dengan bab 5. Pada bab 5 ini tentu Saudara mahasiswa bertanya-tanya bagaimana cara menyusun daftar rujukan itu? lalu bagaimana cara menuliskan kutipan dan menyusun parafrasa? Agar Saudara mahasiswa memiliki pandangan awal tentang bab 5, maka simaklah uraian berikut ini.
Dalam era informasi digital yang begitu berkembang pesat saat ini, kemampuan untuk menyusun daftar rujukan dari berbagai sumber dan menggunakannya secara tepat sangatlah penting bagi mahasiswa (Astuti & Umri, 2020). Hal ini tidak hanya mencakup keterampilan teknis dalam menyusun kutipan dan daftar rujukan yang sesuai dengan standar akademik, tetapi juga mengandung aspek kritis dalam melakukan parafrasa untuk menghindari plagiasi. Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk tidak hanya mengandalkan pengetahuan yang sudah ada, tetapi juga mampu menafsirkan dan menganalisis informasi tersebut dengan cara yang orisinal dan kritis.
Kemampuan menyusun daftar rujukan yang baik tidak sekadar tentang mengetahui format yang tepat atau alat bantu daring yang tersedia. Putra (2019) juga menjelaskan bahwa kemampuan menyurun daftar rujukan mencakup kompetensi untuk memilih sumber-sumber yang relevan dan dapat dipercaya dari berbagai media, baik itu jurnal ilmiah, buku teks, atau sumber daring. Lebih dari itu, mahasiswa juga harus dapat mengevaluasi kualitas dan keandalan informasi yang mereka gunakan, sehingga dapat menghasilkan karya akademik yang kuat dan meyakinkan.
Selain keterampilan teknis, pentingnya melakukan parafrasa dengan baik juga menjadi sorotan dalam konteks akademik saat ini. Parafrasa tidak hanya sekadar mengubah kata-kata dari sumber asli, tetapi juga memahami dan merekonstruksi ide-ide dengan cara yang baru dan orisinal (Ramdhani, 2019). Kemampuan untuk menafsirkan teks asli dengan cara yang berbeda-beda memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan pemikiran mereka sendiri, sambil tetap menghormati karya dan kontribusi orang lain.
Namun demikian, tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa tidak hanya terbatas pada teknisitas penyusunan daftar rujukan dan parafrasa yang baik. Lukitasari dkk. (2021) secara lebih lanjut menjelaskan apabila mahasiswa juga harus mengembangkan keterampilan argumentasi dan berpikir kritis dalam memilih dan menginterpretasikan informasi yang mereka gunakan. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk menilai kekuatan dan kelemahan berbagai argumen, serta mengintegrasikan perspektif yang berbeda-beda untuk memperkaya pemahaman mereka tentang topik yang dibahas.
Di tengah kompleksitas tugas akademik ini, mahasiswa diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam berpikir kritis dan analitis. Mereka tidak hanya diminta untuk mengumpulkan informasi, tetapi juga untuk menyusunnya dengan cara yang menunjukkan pemikiran yang mendalam dan terstruktur. Dengan demikian, keterampilan menyusun daftar rujukan dan melakukan parafrasa yang baik tidak hanya menjadi alat teknis semata, tetapi juga cerminan dari kemampuan mahasiswa untuk berpikir secara kritis dan mandiri dalam memahami dan menyajikan pengetahuan.
Setelah Saudara mahasiswa menyimak uraian di atas, tentu Saudara mahasiswa sudah memiliki pandangan tentang materi pada bab 5. Agar mahasiswa memiliki pandangan yang tepat terkait isi bab 5, silakan Simak materi berikut.
Saudara mahasiswa yang budiman, saudara tentu pernah membaca buku, majalah, novel, berita, artikel jurnal, artikel prosiding, atau bentuk yang lain kan? Nah di mana letak daftar rujukan dari bahan bacaan itu? Daftar rujukan selalu berada di bagian akhir dari sebuah bacaan.
Lalu seperti apa model menulis daftar rujukan itu? Banyak sekali model dalam menulis daftar rujukan, model ini dapat dilihat sebagai berikut.
APA (American Psychological Association) adalah sebuah organisasi ilmiah dan profesional di Amerika Serikat yang terkait dengan psikologi (Kuntjojo, 2021). Namun, APA juga merujuk kepada gaya penulisan dan format penulisan yang disusun oleh organisasi ini, yang dikenal sebagai “APA style”. Gaya penulisan ini sangat umum digunakan dalam penulisan akademis, terutama di bidang ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, dan pendidikan.
Secara lebih spesifik, APA style memberikan panduan tentang cara menyusun dan mengatur naskah, cara merujuk sumber-sumber (citation), dan cara menyusun daftar rujukan (references). Gaya penulisan ini dirancang untuk memastikan konsistensi dan kejelasan dalam penyampaian informasi ilmiah, serta untuk memudahkan pembaca dalam menemukan dan memeriksa sumber-sumber yang digunakan dalam tulisan akademis.
Kalian dapat mengunjungi peramban https://apastyle.apa.org/ untuk mempelajari lebih dalam mengenai model APA (American Psychological Association) secara mandiri, lho.
2. Harvard
Harvard sering kali digunakan untuk merujuk kepada sistem penulisan dan referensi yang dikenal sebagai “Harvard style” atau “Harvard referencing“. Gaya penulisan ini sering digunakan di berbagai disiplin ilmu di luar Amerika Serikat, terutama di dunia bahasa Inggris dan dapat dikatakan sebagai gaya penulisan yang populer (Fadhli dkk., 2020). Mirip dengan APA style, Harvard style memberikan panduan tentang cara merujuk sumber-sumber secara konsisten dan akurat dalam tulisan ilmiah.
Kalian dapat mengunjungi peramban https://www.mendeley.com/guides/harvard-citation-guide/ untuk mempelajari lebih dalam mengenai model Harvard style secara mandiri, lho.
3. Chicago
Model kutipan “Chicago” mengacu pada sistem penulisan dan penataan referensi yang dikenal sebagai “Chicago style“. Chicago style atau Chicago Manual of Style (CMOS) adalah salah satu gaya penulisan yang paling umum digunakan di bidang humaniora, seperti sejarah, sastra, dan seni rupa. Gaya ini juga digunakan dalam bidang sosial seperti ilmu politik dan antropologi.
Ayuningsih & Hanum (2023) secara tidak langsung menjelaskan apabila Chicago style setidaknya memiliki dua sistem utama untuk merujuk sumber, yaitu sistem catatan kaki (footnote) dan sistem penulisan dalam teks (author-date). Sistem catatan kaki umumnya digunakan dalam karya-karya humaniora dan memberikan nomor catatan kaki di teks yang mengarahkan pembaca ke catatan kaki di bagian bawah halaman atau di akhir bab. Sistem penulisan dalam teks lebih sering digunakan di bidang ilmu sosial dan memberikan penulis dan tahun publikasi dalam teks, dengan daftar rujukan yang terpisah di akhir dokumen.
Penerapan Chicago style memerlukan pemahaman yang cermat terhadap aturan yang ditetapkan, terutama dalam hal penyusunan catatan kaki, pengaturan daftar rujukan, dan format penulisan teks yang konsisten.
Kalian dapat mengunjungi peramban https://www.chicagomanualofstyle.org/tools_citationguide.html untuk mempelajari lebih dalam mengenai model Chicago style secara mandiri, lho.
4. IEEE
Model kutipan IEEE mengacu pada sistem penulisan dan penataan referensi yang digunakan dalam bidang teknik, ilmu komputer, dan bidang terkait lainnya (Wikaningtyas, 2023). IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) style dikenal karena fokusnya pada sumber-sumber teknis dan ilmiah dalam publikasi seperti jurnal, konferensi, dan literatur teknis.
IEEE style biasanya menggunakan nomor dalam kurung siku [ ] untuk merujuk sumber dalam teks. Daftar rujukan disusun berdasarkan urutan nomor yang digunakan dalam teks, bukan berdasarkan abjad atau penulis. Format dan gaya penulisan sangat jelas dan konsisten, dengan informasi yang diberikan secara lengkap tentang setiap sumber yang dirujuk.
Penerapan IEEE style penting untuk memastikan konsistensi dalam penyampaian informasi teknis dan ilmiah, serta untuk memudahkan pembaca dalam menelusuri dan memverifikasi sumber-sumber yang digunakan dalam tulisan akademis atau teknis.
Kalian dapat mengunjungi peramban https://libguides.nps.edu/citation/ieee untuk mempelajari lebih dalam mengenai model IEEE style secara mandiri, lho.
5. MLA
MLA (Modern Language Association) adalah salah satu gaya penulisan dan format sitasi yang umum digunakan dalam disiplin ilmu humaniora, seperti sastra, seni bahasa, dan bidang terkait. Format MLA dirancang untuk memberikan kredit yang jelas kepada sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian akademis atau karya tulis lainnya, serta mempermudah pembaca untuk menemukan informasi yang disitir dengan menyertakan catatan kaki atau catatan akhir dalam tulisan (Fadhli dkk., 2020).
Kalian dapat mengunjungi peramban https://www.mendeley.com/guides/mla-citation-guide/ untuk mempelajari lebih dalam mengenai model MLA (Modern Language Association) secara mandiri, lho.
6. Tarubian
Turabian adalah gaya penulisan akademik yang mirip dengan Chicago Style, sering digunakan dalam humaniora dan ilmu sosial (Arisetywan dkk., 2022). Turabian memungkinkan fleksibilitas dalam format sitasi, terutama dalam pengaturan catatan kaki versus daftar rujukan.
Kalian dapat mengunjungi peramban https://citationsy.com/styles/turabian-fullnote-bibliography untuk mempelajari lebih dalam mengenai model Turabian secara mandiri, lho.
7. Vancouver
Model kutipan Vancouver adalah sistem penulisan referensi yang sering digunakan dalam penulisan ilmiah, terutama di bidang kedokteran dan ilmu kesehatan (Siregar dkk., 2022). Sistem ini dikembangkan oleh International Committee of Medical Journal Editors (ICMJE) dan disebut juga dengan istilah “Vancouver style” karena pertama kali disepakati pada pertemuan di Vancouver, Kanada.
Berikut adalah beberapa poin penting mengenai model kutipan Vancouver:
Kalian dapat mengunjungi peramban https://essaypro.com/blog/vancouver-citation-style untuk mempelajari lebih dalam mengenai model Vancouver secara mandiri, lho.
Selain tujuh model daftar di atas, masih banyak model daftar rujukan yang lain. Saudara mahasiswa pasti akan menemui berbagai model daftar rujukan dalam sebuah penulisan akademis dan ilmiah di masa yang akan datang.
Mengingat situasi di mana kalian akan bertemu dengan berbagai model daftar rujukan dalam situasi akademik, ayo cari dan pelajari model daftar rujukan yang lain! Cobalah untuk mencari sumber yang kredibel secara mandiri, ya!
Setelah Saudara mengetahui beberapa model daftar rujukan di atas, silakan simak penjelasan cara menyusun daftar rujukan dari sumber buku, artikel jurnal, dan artikel prosiding seperti berikut.
Saat Saudara membaca sebuah buku, tentu saudara menemukan identitas apa saja? Nah bisa jadi saudara menemukan, siapa yang menulis buku itu? Kapan buku ini diterbitkan? Buku itu berjudul apa? Di mana buku ini diterbitkan, dan siapa penerbit dari buku itu? Identitas-identitas inilah nanti sebagi dasar dalam menyusun daftar rujukan.
Apakah kalian tahu bagaimana cara mencari buku dengan mudah? Sekarang ini, mencari buku dapat dilakukan dengan begitu mudah secara daring (dalam jaringan). Kalian dapat memperoleh dan memproses informasi dari berbagai sumber buku dengan menekan ikon pada kotak di bawah.
Setiap buku yang sudah terbit dilengkapi dengan ISBN (International Standard Book Number).
Ini adalah kode unik yang digunakan untuk mengidentifikasi secara spesifik sebuah buku. Setiap edisi terbitan buku (baik cetakan ulang, revisi, atau edisi berbeda) memiliki ISBN yang berbeda. ISBN terdiri dari 13 digit (mulai tahun 2007) atau 10 digit (sebelum tahun 2007). Formatnya bisa berbeda tergantung pada tahun dan negara penerbitan. Contoh format ISBN 13 digit: 978-3-16-148410-0.
Ketika mencari atau membeli buku, ISBN sering digunakan untuk menemukan edisi yang spesifik. ISBN juga membantu dalam penelusuran dan referensi, memudahkan pengguna untuk mengidentifikasi buku yang dibutuhkan secara tepat. Cara mengecek ISBN dapat mengikuti peramban https://isbn.perpusnas.go.id/ dan akan muncul tampilan website seperti berikut.
Mari berlatih mencari buku dengan menggunakan website google.com. Carilah dengan memasukkan kata kunci misal “Bahasa Indonesia”. Maka tampilan di Google Book dapat dilihat sebagai berikut.
Pilihlah salah satu buku yang sesuai dengan topik yang dicari. Klik judul yang akan dibaca seperti gambar berikut.
Setelah buku tersebut terbuka, kemudian geser ke bawah dan lihat halaman kedua. Halaman ini sering kali menampilkan identitas buku. Adapun identitas buku ini dapat dilihat sebagi berikut.
Setelah mengetahui semua identitas yang akan disusun ke dalam daftar rujukan. Mari Simak cara menyusun daftar rujukan versi APA (American Psychological Association) dari buku di atas.
a. Cara menyusun nama penulis
Nama penulis disusun terbalik dari susunan nama (Trim, 2017). Hal ini berarti nama paling belakang menjadi nama depan (ditulis paling awal) diikuti tanda koma, kemudian diikuti oleh nama paling depan terus mundur ke belakang (nama di bagian ini disingkat kemudian diikuti tanda titik). Perhatikan contoh penulisan nama berikut.
Apabila di dalam sebuah buku ditulis oleh dua orang, maka cara penulisan dapat mengikuti cara berikut.
Apabila di dalam sebuah buku ditulis oleh 3 orang, maka cara penulisan dapat mengikuti cara berikut.
b. Cara menyusun tahun terbitan
Tahun terbitan ditulis setelah nama penulis (Triwandana, 2022). Tahun terbitan ditulis di dalam tanda kurung dan diakhiri tanda titik
c. Cara menyusun judul buku
Judul ditulis setelah tahun terbit (Tukan, 2007). Judul buku ditulis miring. Judul ditulis menggunakan huruf kapital pada bagian awal saja, setelah tanda baca, dan sesuai kaidah penulisan huruf kapital yang ada pada . Selain itu setiap kata di judul ditulis kecil. Perhatikanlah penulisan judul berikut.
d. Cara menyusun kota penerbit
Kota penerbit ditulis setelah judul buku (Safitri, 2022). Penulisan kota penerbit diakhiri dengan menggunakan tanda baca titik dua (:). Perhatikan penulisan kota terbit berikut.
Saudara mahasiswa perlu memperhatikan pada aturan APA (American Psychological Association) versi 7. Pada versi 7 tidak perlu menyertakan kota penerbit di dalam penulisan daftar rujukan.
e. Cara menyusun penerbit
Safitri (2022) secara lebih lanjut meneranhkan nama penerbit ditulis paling akhir setelah kota terbit (jika menggunakan kota penerbit). Perhatikan penulisan penerbit berikut.
Di masa depan, kalian pasti akan banyak menghadapi situasi akademis yang membuat kalian harus menuliskan daftar rujukan dari sebuah buku. Oleh karena itu, ayo berlatih menyusun daftar rujukan dari buku di bawah ini!
Bagaimana jawaban saudara?
Hasil latihan Saudara dapat dicocokan dengan daftar rujukan berikut.
Perlu Saudara perhatikan juga jarak antar baris di setiap daftar rujukan sebanyak 1 spasi, sedangkan jarak antar daftar rujukan satu dengan yang lain bisa 1,5 spasi (atau atur spacing after dibuat 10 pt). Baris kedua menjorok ke dalam 4 sampai 7 ketukan atau bisa diatur pada bagian indentation, pilih menu special lalu ganti dengan hanging dibuat 1 cm. Selain itu, daftar rujukan disusun secara alfabetis. Perhatikan cara penulisan berikut.
Artikel jurnal adalah sebuah tulisan (artikel) yang sudah terbit dalam sebuah jurnal, baik itu jurnal nasional atau internasional (Setiawan dkk., 2024).
Apakah kalian tahu di mana kita dapat menemukan sebuah jurnal? Sebuah jurnal dapat diakses melalui situs yang menyediakan layanan akses pada artikel-artikel yang telah terbit. Kalian dapat memperoleh dan memproses informasi dari berbagai sumber jurnal dengan menekan ikon pada kotak di bawah, lho!
Salah satu pengindeks yang umum dan mudah dalam pencarian artikel yaitu dengan menggunakan . Saudara Mahasiswa tinggal ketik https://scholar.google.com/ kemudian masukkan kata kunci yang diinginkan. Misal Saudara memasukkan kata kunci “Bahasa Indonesia untuk mahasiswa”, maka tampilan pada Google Scholar akan tampak seperti berikut.
Artikel yang sudah terbit di dalam jurnal memiliki identitas di depan judul artikel dan di belakang judul terdapat tulisan (ini menggambarkan jenis file dan penerbit jurnal). Klik kanan judul artikel yang ingin dibaca seperti gambar berikut.
Saudara mahasiswa akan diarahkan ke web jurnal. Adapun tampilan web jurnal adalah seperti berikut.
Setelah mengetahui identitas dari artikel yang ada di dalam jurnal, maka Saudara mahasiswa perlu menyusun menjadi daftar rujukan. Adapun daftar rujukan versi APA (American Psychological Association) untuk sebuah artikel dapat mengikuti panduan seperti berikut.
a. Cara menyusun nama penulis, tahun, dan judul
Cara menyusun nama penulis, tahun, dan judul pada artikel jurnal, sama persis pada penyusunan nama penulis, tahun, dan judul pada buku sehingga tidak perlu dijelaskan kembali pada bagian ini.
b. Cara menyusun nama jurnal
Nama jurnal ditulis setelah judul artikel. Nama jurnal ditulis miring dan diakhiri dengan tanda koma (,). Perhatikan penulisan nama jurnal berikut.
c. Cara menyusun volume
Volume ditulis setelah nama jurnal. Volume ditulis miring dan menyatu dengan nomor tanpa spasi. Perhatikan penulisan volume berikut.
d. Cara menyusun nomor
Nomor ditulis setelah volume. Nomor tidak ditulis miring dan ditulis di dalam tanda kurung. Setelah tanda kurung diakhiri koma. Perhatikan penulisan nomor berikut.
e. Cara menyusun halaman
Halaman ditulis setelah nomor. Halaman ditulis dengan cara mencantumkan halaman pertama diikuti tanpa hubung (-) dan diikuti halaman terakhir dari artikel. Halaman diakhiri dengan tanda titik. Perhatikan penulisan halaman berikut.
f. Cara menyusun DOI
DOI ditulis paling akhir dari susuan daftar rujukan. DOI diakhiri dengan tanda titik. Perhatikan penulisan DOI berikut.
Apabila artikel tidak memiliki DOI, maka dapat diganti dengan tautan artikel tersebut. Tautan beradap paling atas di bagian artikel. Perhatikan penulisan tautan berikut.
Ayo kunjungi peramban https://ejurnal.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/JR/article/view/2871! Setelah itu, cobalah berlatih menyusun daftar rujukan dari artikel tersebut secara mandiri!
Bagaimana jawaban saudara?
Hasil latihan Saudara dapat dicocokan dengan daftar rujukan berikut.
Selain cara manual di atas, Saudara mahasiswa juga bisa memanfaatkan menu yang ada di dalam Google Scholar. Coba perhatikan menu-menu yang ada di dalam setiap artikel seperti berikut.
Namun perlu diperhatikan, karena ini sistem, Saudara mahasiswa masih perlu mengecek secara manual. Silakan cek mulai dari,
Selain cara di atas, mahasiswa juga bisa memanfaatkan di menu how to cite yang berada di website jurnal. Perhatikan contoh berikut.
Namun perlu diperhatikan, karena ini sistem, Saudara mahasiswa masih perlu mengecek secara manual juga.
Saudara mahasiswa juga bisa memanfaatkan menu references yang ada dibagian atas Microsoft word. Hal ini bisa dilihat sebagai berikut
Terakhir, Saudara mahasiswa bisa memanfaatkan aplikasi dalam menyusun daftar rujukan. Aplikasi menyusun daftar rujukan adalah sebuah platform digital yang dirancang untuk membantu peneliti, penulis, staupun mahasiswa dalam menyusun sumber rujukan yang digunakan dalam sebuah karya tulis. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mencatat informasi tentang buku, jurnal, artikel, situs web, atau sumber lain yang digunakan dalam suatu penelitian.
Apakah kalian tahu aplikasi apa saja yang dapat membantu kita menyusun daftar rujukan? Terdapat beberapa aplikasi untuk menyusun daftar rujukan otomatis yang dapat kita pelajari secara mandiri dengan mudah, lho. Kalian dapat memperoleh dan memproses informasi cara membuat daftar rujukan otomatis pada aplikasi berikut!
Artikel Prosiding adalah sebuah tulisan (artikel) yang sudah di diseminasikan dalam sebuah seminar nasional atau internasional (Pratama, 2022). Artikel hasil diseminasi ini masuk atau terbit di dalam prosiding. Adapun tampilan prosiding dapat dilihat sebagai berikut.
Contoh artikel-artikel yang sudah terbit di prosiding dapat diakses pada peramban https://prosiding.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/SNGK.
Setelah mengetahui hakikat prosiding, Saudara mahasiswa perlu mengenal teknik menulis daftar rujukan yang diambil dari artikel prosiding. Adapun daftar rujukan versi APA (American Psychological Association) untuk sebuah artikel yang sudah terbit di dalam prosiding dapat mengikuti panduan seperti berikut.
a. Cara menyusun nama penulis
Cara menyusun nama penulis pada artikel yang sudah terbit di prosiding, sama persis pada penyusunan nama penulis pada artikel yang terbit pada jurnal sehingga tidak perlu dijelaskan kembali pada bagian ini.
b. Cara menyusun tahun
Cara menyusun tahun ditulis di dalam tanda kurung diikuti bulan dan tanggal pelaksanaan. Perhatikan cara penulisan tahun berikut.
c. Cara menyusun judul
Cara menyusun judul pada artikel yang sudah terbit di prosiding sama persis pada penyusunan judul pada artikel yang terbit pada jurnal. Namun, judul pada artikel yang terbit di prosiding maka perlu ditulis miring. Perhatikan cara menyusun judul artikel yang sudah terbit di prosiding sebagai berikut.
d. Cara menyusun nama seminar
Nama seminar di tulis setelah judul artikel. diawali dengan tulisan “dipresentasikan pada” diikuti nama seminar, kota pelaksanaan, dan negara. Perhatikan cara menyusun nama seminar berikut.
e. Cara menyusun alamat artikel (tautan)
Cara menyusun alamat artikel (tautan) prosiding sama persis pada cara penyusunan alamat artikel pada jurnal. Perhatikan cara penyusunan alamat artikel (tautan) berikut.
Ayo kunjungi peramban https://prosiding.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/SNGK/article/view/2283! Setelah itu, cobalah berlatih menyusun daftar rujukan dari artikel prosiding tersebut secara mandiri!
Bagaimana jawaban saudara?
Hasil latihan Saudara dapat dicocokan dengan daftar rujukan berikut.
Setiap model kutipan akan selalu mengalami perubahan pada setiap edisi. Oleh karena itu, kalian perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang edisi terbaru dari setiap model kutipan secara mandiri sehingga dapat mengatasi situasi akademis yang akan dihadapi.
Kutipan adalah pengulangan atau penyampaian kembali pernyataan atau kalimat dari sumber lain (Hermawan, 2019). Kutipan bisa berasal dari buku, artikel, pidato, atau percakapan yang ditulis atau diucapkan oleh seseorang.
Kutipan dapat ditulis dengan menuliskan nama akhir penulis dan diikuti tahun kemudian diikuti oleh teks yang dikutip. Cara penulisan ini dapat mengikuti contoh berikut.
Kutipan dapat ditulis juga dengan menuliskan teks yang dikutip terlebih dahulu kemudian diikuti nama akhir penulis dan diikuti tahun (ditulis di dalam tanda kurung). Cara penulisan ini dapat mengikuti contoh berikut.
Selain dua cara di atas, kutipan dapat ditulis juga dengan menggunakan model angka. Angka diletakkan pada akhir kutipan dan dimasukkan di dalam tanda kurung siku [….]. Angka diurut mulai angka1 (kutipan pertama) hingga angka terakhir dari jumlah kutiipan. Cara penulisan ini dapat mengikuti contoh berikut.
Angka yang dapat digunakan dalam mengutip tidah hanya angka di dalam kurung suku, kita dapat menggunakan penulisan angka di dalam kurung seperti (1), (2), dan (3)dalam model Vancouver. Model penulisan kutipan seperti ini selalu menyesuaikan ketentua model penulisan daftar rujukan, ya.
Setelah mengetahui cara mengutip. Sekarang Saudara perlu mengenal bentuk kutipan. Bentuk kutipan dapat dibagi menjadi dua, pertama, berdasarkan cara pengutipan, kedua berdasarkan sumber kutipan. Kedua bentuk ini akan diuraikan sebagai berikut.
Pengutipan berdasarkan cara pengutipan dibagi menjadi dua, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung (Dewi & Diani, 2021). Kedua cara pengutipan ini akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah cara mengutip teks atau pernyataan dari sumber asli secara kata demi kata tanpa ada perubahan apa pun (Wiradi, 2020). Kutipan langsung digunakan ketika Saudara mahasiswa ingin menekankan atau mengulangi kata-kata spesifik dari sumber tersebut karena penting atau relevan dengan topik yang sedang dibahas.
2. Jenis Kutipan Langsung Berdasarkan Panjangnya
Kutipan Pendek
Kutipan Panjang
Kapan Menggunakan Kutipan Langsung
Manfaat Kutipan Langsung
Kelemahan Kutipan Langsung
Dengan menggunakan kutipan langsung secara tepat dan efektif mahasiswa dapat memperkuat argumen dan memberikan kredit kepada sumber asli secara akurat.
Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung, atau yang sering disebut sebagai parafrasa adalah cara untuk menyampaikan kembali ide atau informasi dari sumber asli menggunakan kata-kata sendiri (Wikaningtyas, 2023). Meskipun kutipan ini tidak menggunakan kata-kata persis dari sumber asli, Saudara mahasiswa tetap harus mencantumkan sumber dengan jelas untuk menghormati hak cipta dan memberikan kredit kepada penulis asli.
Karakteristik Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung dapat disusun dengan mengambil inti dari kutipan pada gambar di atas. Kutipan tidak langsung yang dapat disusun berdasarkan teks di atas adalah sebagai berikut.
Kapan Menggunakan Kutipan Tidak Langsung
Manfaat Kutipan Tidak Langsung
Kelemahan Kutipan Tidak Langsung
Dengan menggunakan kutipan tidak langsung dengan bijak, mahasiswa dapat mengintegrasikan informasi dari sumber lain dengan cara menambahkan nilai pada tulisan serta tetap menghormati hak cipta dan karya intelektual orang lain.
Bentuk penulisan kutipan terbagi menjadi dua, yaitu, pertama, kutipan dari sumber primer (utama), dan kedua, kutipan dari sumber sekunder (kedua). Kedua bentuk sumber kutipan ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Kutipan dari Sumber Primer (Utama)
Sumber primer dalam konteks akademik dan penelitian mengacu pada informasi yang diperoleh langsung dari sumber asli tanpa melalui perantara atau interpretasi dari sumber lain (Yuadi, 2023). Ketika mengutip dari artikel atau buku tanpa mengutip sumber kedua, berarti peneliti atau penulis langsung merujuk pada karya asli atau data yang dihasilkan oleh penulis pertama dari artikel atau buku tersebut, tanpa memanfaatkan analisis atau interpretasi yang dilakukan oleh penulis lain.
Contoh Sumber Primer dari Artikel
Urgensi Sumber Primer
Cara Mengidentifikasi Sumber Primer dalam Artikel
Adapun cara melihat sumber primer, pertama dapat dilihat pada abstrak di artikel tersebut. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut.
Apabila penulis ingin mengutip abstrak di atas, maka penulis dapat mengunakan kutipan langsung atau tidak langsung. Namun, kutipan tidak langsung lebih disarankan. Adapun kutipan tidak langsung dari sumber primer di atas dapat dilihat sebagai berikut.
Kedua, mengutip di dalam teks (artikel atau buku) yang tidak mengandung kutipan. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut.
Adapun kutipan tidak langsung dari sumber primer di atas dapat dilihat sebagai berikut.
Ketiga, mengutip pada bagian simpulan artikel. hal ini dapat dilihat pada contoh berikut.
Adapun kutipan tidak langsung dari sumber primer di atas dapat dilihat sebagai berikut.
Dengan mengutip langsung dari sumber primer dalam artikel atau buku, peneliti atau penulis dapat memastikan bahwa informasi yang disajikan adalah orisinal dan autentik, serta meminimalisir risiko kesalahan atau bias yang dapat timbul dari interpretasi pihak ketiga.
b. Kutipan dari Sumber Sekunder (Kedua)
Kutipan dari sumber sekunder (kedua) mengacu pada pengutipan informasi yang sudah dianalisis, ditafsirkan, atau diringkas oleh orang lain dari sumber primer (Purwanto, 2022). Sumber sekunder biasanya berfungsi untuk menyajikan interpretasi, kritik, atau komentar atas data asli yang ditemukan dalam sumber primer. Mengutip dari sumber sekunder adalah cara untuk memahami bagaimana data primer dipahami dan diaplikasikan dalam konteks yang lebih luas.
Jenis-Jenis Sumber Sekunder
Urgensi Sumber Sekunder dalam Penelitian
Tantangan dalam Menggunakan Sumber Sekunder
Adapun cara mengutip dengan memanfaatkan sumber sekunder dapat dilihat sebagai berikut.
Hal ini berarti ada pendapat Zakiyah dan Husein pada tahun 2020 dikutip oleh penulis. Identitas penulis (pengutip) dapat dilihat sebagai berikut.
Adapun kutipan tidak langsung dari sumber sekunder di atas dapat dilihat sebagai berikut.
Namun, perlu diperhatikan apabila di dalam artikel atau buku sudah ada keterangan nama penulis dalam penulis lain, maka hal ini perlu dihindari. Meskipun ini termasuk sumber sekunder tetapi batas maksimal di dalam mengutip adalah kita sebagai orang ketiga bukan keempat. Hal ini dapat dijelaskan melalui contoh berikut.
Hal ini berarti ada tulisan Tohari yang sudah dikutip oleh Maulana pada tahun 2015, kemudian pada tahun 2019 dikutip lagi oleh Septiana dan Effendi. Identitas Septiana dan Effendi dapat dilihat sebagai berikut.
Tohari sebagai orang pertama (sumber primer), Maulana sebagai orang kedua (sumber sekunder), dan Septiana dan Effendi sebagai orang ketiga, dan jika ini kita kutip lagi, maka kita sebagai orang keempat. Hal inilah yang tidak diperkenankan di dalam proses pengutipan. Di dalam mengutip model sekunder, posisi maksimal kita adalah sebagai orang ketiga, bukan orang keempat.
Dengan mengutip dari sumber sekunder, peneliti atau penulis dapat menyajikan pemahaman yang lebih komprehensif dan analitis tentang subjek tertentu, berdasarkan interpretasi dan analisis yang telah dilakukan oleh ahli lain. Namun, penting untuk tetap kritis terhadap potensi bias dan keterbatasan informasi yang mungkin ada dalam sumber sekunder.
Teknik parafrasa adalah proses mengungkapkan kembali informasi atau ide dari teks asli dengan menggunakan kata-kata dan struktur kalimat yang berbeda, sambil tetap mempertahankan makna asli (Fadly, 2022). Parafrasa sering digunakan dalam menulis akademik dan penelitian untuk menghindari plagiarisme, menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang materi, dan menggabungkan sumber informasi dengan cara yang lebih alami dalam teks.
Ayo buat sebuah parafrasa! Cobalah cari beberapa kalimat dari buku atau artikel dan implimentasikan langkah-langkah di atas secara mandiri pada kalimat yang yang sudah kalian tentukan!
Setiap menyusun satu paragraf perlu mencantumkan minimal tiga kutipan yang senada agar paragraf yang dibangun tetap kohesi dan koheren. Perhatikan cara berikut.
Misal, Saudara mahasiswa ingin menyusun satu paragraf tentang pengertian perundungan. Saudara mahasiswa perlu mencari kutipan dari artkel atau buku. Silakan perhatikan satu kutipan yang diambil dari sebuah artikel berikut.
Lanjut pada kutipan kedua. Kutipan kedua dapat dilihat seperti berikut.
Lanjut pada kutipan ketiga. Kutipan ketiga dapat dilihat seperti berikut.
Lanjut pada kutipan keempat. Kutipan keempat dapat dilihat seperti berikut.
Lanjut pada kutipan kelima. Kutipan kelima dapat dilihat seperti berikut.
Setelah menemukan lima kutipan, langkah lebih lanjut, Saudara perlu menggabung-gabungkan kelima kutipan tersebut. Gabunglah dengan tetap memperhatikan kohesi dan koherensi setiap kalimat. Adapun hasil penggabungan dari kelima kutipan dapat dilihat sebagai berikut.
Cara memadukan ide penulis dengan hasil parafrasa dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hasanudin (2023) menjelaskan terdapat dua cara dalam memadukan ide penulis dengan parafrasa. Pertama, ide penulis diperkuat dengan teori hasil parafarasa, kedua, beberapa teori dari hasil parafrasa digabung dan diakhiri dengan sintesis penulis. Kedua cara ini dapa dijelaskan sebagai berikut.
Cara pertama, ide penulis diperkuat dengan teori hasil parafarasa dapat dijelaskan sebagai berikut.
Hal ini dapat dicontohkan seperti berikut.
Cara kedua, beberapa teori dari hasil parafrasa digabung dan diakhiri dengan sintesis penulis dapat dijelaskan sebagai berikut.
Hal ini dapat dicontohkan seperti berikut.
Model menulis daftar rujukan dapat dilakukan dengan mengikuti model APA (American Psychological Association), Harvard, Chicago, IEEE, MLA (Modern Language Association), Turabian, Vancouver, dan model lain.
Kutipan dapat ditulis dengan menuliskan nama akhir penulis dan diikuti tahun kemudian diikuti oleh teks yang dikutip. Kutipan dapat ditulis juga dengan menuliskan teks yang dikutip terlebih dahulu kemudian diikuti nama akhir penulis dan diikuti tahun (ditulis di dalam tanda kurung). Bentuk kutipan dapat dibagi menjadi dua, pertama, berdasarkan cara pengutipan, kedua berdasarkan sumber kutipan.
Parafrasa sering digunakan dalam menulis akademik dan penelitian untuk menghindari plagiarisme, menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang materi, dan menggabungkan sumber informasi dengan cara yang lebih alami dalam teks.
Time’s up
Sebelum menuju ke evaluasi, kalian dapat membaca indikator berikut sebagai petunjuk awal dalam mengerjakan soal!
Setelah mempelajari indikator di atas, ayo kerjakan soal berikut untuk mengevaluasi sejauh mana pemahaman kalian dalam materi Menulis Daftar Rujukan, Kutipan, dan Teknik Parafrasa!
Perhatikan teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 1 dan 2.
Dalam buku karangan Fiana berjudul Tidak Harus Jadi Sempurna: Cukup Jadi Orang yang Mampu Mengatur Pikiran, Perasaan, dan Perilaku yang terbit pada tahun 2026, terdapat satu paragraf penting di halaman 27 seperti pada gambar di bawah.
Perhatikan teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 3 dan 4!
Dalam sebuah artikel berjudul Kajian dari Sudut Pandang Disabilitas: Pengaruh Pemahaman Keterbatasan Diri terhadap Proses Pengembangan Diri yang dituliskan oleh Putri Delia dan diterbitkan pada tahun 2028, dicantumkan simpulan penelitian seperti di bawah ini.
Doni Arifin mengutip simpulan tersebut dalam artikelnya yang terbit pada tahun 2029 dengan narasi sebagai berikut.
2. Carilah sumber primer di antara kedua kotak narasi di atas dan buatlah sebuah kutipan tidak langsung dari sumber primer yang kalian temukan!
3. Carilah sumber sekunder di antara kedua kotak narasi di atas dan buatlah sebuah kutipan tidak langsung dari sumber sekunder yang kalian temukan!
Perhatikan teks berikut untuk mengerjakan soal nomor 5!
Saat baru memasuki bangku perkuliahan, Rino sedikit terkejut pada cara bercanda teman-teman perempuannya. Mereka dengan lancang kerap kali menyentuh bagian lengan Rino, bahkan sampai mencubit. Rino sudah kerap kali menegur teman-teman perempuannya, tapi mereka kustru berdalih karena penasaran pada lengan Rino yang mengalami amputasi karena kecelakaan saat kecil.
Karena tidak dapat menegur dengan baik-baik, Rino memutuskan untuk mengadukan hal ini kepada Ketua Program Studi Kampus. Ketua Program Studi Kampus dengan cepat datang ke kelas dan memberikan saksi peringatan kepada para teman perempuan Rino.
“Tindakan kalian itu bukan lagi tindakan candaan, itu sudah termasuk ke dalam tindak pelecehan dan dapat dilaporkan ke Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual!” ucap Ketua Program Studi Kampus tegas.
5. Buatlah minimal tiga bentuk parfrasa dari kalimat yang diucapkan oleh Ketua Program Studi Kampus kepada teman-teman perempuan Rino dengan struktur kata yang berbeda tanpa mengubah makna ucapan yang sebenarnya!
Adnan, D. R. A., Kaloko, J., Sihombing, K., & Mahmud, P. (2022). Pengembangan Media Poster Sebagai Media Edukasi Orangtua Dalam Membantu Mencegah Perilaku Perundungan. JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan), 9(2), 234-242. https://doi.org/10.21009/JKKP.092.10.
Anggeriyane, E., Jayadie, A. A. A., Afipah, R. N., Adelia, G. H., Ramadhia, G. N. A., & Zainuddin, M. (2023). Mengatasi Bullying Dengan Edukasi Dan Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Sekolah Melalui Media Audiovisual. Pengabdian Masyarakat Sumber Daya Unggul, 1(2), 104-112. https://doi.org/10.37985/pmsdu.v1i2.69.