Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) 9
Silakan pelajari materi di bawah ini! Jangan lupa, Saudara perlu mengerjakan latihan dan evaluasi sebagai sarana untuk mengukur pemahaman materi pada CPMK 9.
Powered By EmbedPress
Sub-CPMK
Mahasiswa dapat merencanakan presentasi karya ilmiah yang ditulis di dalam forum diskusi kelas atau seminar nasional (daring atau luring) sesuai dengan kriteria presentasi yang baik
Bahan Kajian
Setelah Saudara mahasiswa mempelajari bab 8 mengenai pidato. Pada bab 9 ini Saudara mahasiswa akan mempelajari tentang presentasi ilmiah.
Sebelum memulai materi, coba saudara mahasiswa kemukakan terlebih dahulu pengetahuan awal saudara mengenai presentasi ilmiah! Untuk mengetahui apakah pemahaman saudara mahasiswa sudah tepat atau belum, mari Simak pembahasan di bawah ini!
Presentasi ilmiah adalah cara berkomunikasi di mana peneliti atau ilmuwan menyampaikan hasil riset atau temuan mereka kepada audiens (Wardani, 2017), yang bisa terdiri dari ilmuwan lain, akademisi, mahasiswa, atau masyarakat umum. Biasanya, presentasi ilmiah mencakup sesi tanya jawab, memungkinkan audiens untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan umpan balik yang konstruktif, membantu peneliti memperbaiki dan menyempurnakan pekerjaan mereka.
Selain itu, presentasi ilmiah berperan penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan. Melalui presentasi ini, penemuan dan perkembangan terbaru di berbagai bidang ilmu dapat diketahui oleh komunitas ilmiah yang lebih luas (Dewi, 2020). Ini memungkinkan diskusi dan kolaborasi antar ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu yang mungkin tidak terjadi jika temuan tersebut hanya dipublikasikan secara tertulis. Oleh karena itu, presentasi ilmiah tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan para ilmuwan dan mendorong kemajuan ilmu pengetahuan secara keseluruhan.
Telusuri lagi pengertian presentasi ilmiah dari berbagai sumber. Apakah bedanya dengan pengertian di atas? Lakukan secara berkelompok!
Setelah mempelajari pengertian presentasi ilmiah, tentu Saudara mahasiswa akan bertanya-tanya apa tujuan dari presentasi ilmiah? Simak tujuan presentasi ilmiah di bawah ini!
Tujuan utama presentasi ilmiah adalah menyampaikan hasil penelitian kepada audiens yang relevan secara jelas dan efektif (Nani, 2021). Melalui presentasi ini, peneliti dapat menjelaskan metodologi, data, dan kesimpulan dari penelitian mereka, serta menerima masukan dan kritik yang konstruktif dari audiens (Patongai dkk., 2023). Hal ini penting untuk memastikan bahwa penelitian dapat dipahami dengan baik dan mendapatkan validasi dari komunitas ilmiah. Selain itu, presentasi ilmiah juga berfungsi untuk mendidik dan menginspirasi audiens, membuka peluang untuk diskusi mendalam dan pertukaran ide yang berharga.
Selain menyampaikan informasi, Purnamasari (2022) berpendapat presentasi ilmiah juga bertujuan membangun reputasi dan kredibilitas peneliti di mata komunitas ilmiah. Dengan melakukan presentasi yang baik, seorang peneliti dapat menunjukkan kompetensi dan keahlian mereka dalam bidang tertentu, yang pada gilirannya dapat membuka peluang untuk kolaborasi, pendanaan, dan publikasi lebih lanjut. Presentasi ini juga menjadi platform bagi peneliti untuk mempromosikan karya mereka dan berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan secara keseluruhan.
Setelah Saudara mahasiswa mempelajari tentang tujuan presentasi ilmiah, Saudara mahasiswa akan diajak untuk mempelajari manfaat presentasi ilmiah. Mari kita ikuti pembelajaran berikut ini!
Manfaat presentasi ilmiah sangat beragam, salah satunya adalah mempercepat penyebaran informasi dan pengetahuan baru (Anggulian & Suneki, 2024). Ketika peneliti mempresentasikan hasil kerja mereka, audiens dapat langsung menerima informasi terbaru tanpa harus menunggu publikasi formal yang mungkin memakan waktu lebih lama. Ini memungkinkan komunitas ilmiah untuk segera memanfaatkan temuan baru dan mengaplikasikannya dalam penelitian atau praktik mereka sendiri. Selain itu, presentasi ilmiah dapat memicu diskusi yang konstruktif dan ide-ide baru yang mungkin tidak muncul dalam konteks yang lebih formal.
Manfaat lainnya adalah meningkatkan keterampilan komunikasi dan presentasi peneliti itu sendiri. Kemampuan menyampaikan informasi secara efektif di depan audiens adalah keterampilan penting yang sangat dihargai dalam dunia akademis dan profesional. Melalui presentasi ilmiah, peneliti dapat melatih dan mengembangkan keterampilan ini, yang akan berguna dalam berbagai aspek karir mereka, termasuk dalam mengajar, menulis proposal, dan berkolaborasi dengan peneliti lain (Bungatang dkk., 2021). Dengan demikian, presentasi ilmiah tidak hanya bermanfaat bagi audiens, tetapi juga bagi peneliti itu sendiri dalam pengembangan profesional mereka.
Melakukan presentasi ilmiah yang baik dan benar tidak hanya mengetahui tujuan dan manfaat presentasi ilmiah saja. Tetapi harus mengerti etika yang digunakan dalam presentasi ilmiah. Pemahaman etika dalam presentasi ilmiah diperlukan untuk menjaga integritas, kepercayaan, dan penghormatan terhadap audiens serta kontribusi pihak lain.
Etika dalam presentasi ilmiah merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti atau ilmuwan ketika menyampaikan hasil penelitian mereka. Prinsip utama etika ini adalah integritas dan kejujuran dalam menyajikan data dan temuan (Haris dkk., 2023). Peneliti harus memastikan semua informasi yang disampaikan akurat, tidak dimanipulasi, dan mencerminkan hasil penelitian yang sebenarnya. Penyajian yang jujur tidak hanya meningkatkan kredibilitas peneliti, tetapi juga menjaga kepercayaan komunitas ilmiah dan publik.
Selain itu, penghargaan terhadap hak kekayaan intelektual juga merupakan bagian penting dari etika presentasi ilmiah (Jenita dkk., 2023). Peneliti harus selalu memberikan pengakuan yang sesuai kepada sumber data dan referensi yang digunakan dalam penelitian mereka. Ini termasuk mengutip karya orang lain dengan benar dan tidak mengambil pengakuan atas ide atau temuan yang bukan milik mereka. Pelanggaran hak kekayaan intelektual dapat merusak reputasi peneliti dan berdampak negatif pada karier akademis mereka.
Transparansi adalah elemen kunci lainnya dalam etika presentasi ilmiah (Yuliyawati, 2022). Peneliti harus terbuka mengenai metodologi yang digunakan, serta batasan dan potensi kelemahan dari penelitian mereka. Ini memungkinkan audiens untuk mengevaluasi dan memahami konteks dari temuan yang disampaikan. Keterbukaan ini juga penting dalam mendorong replikasi dan validasi penelitian oleh ilmuwan lain, yang merupakan langkah penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Menghormati audiens juga merupakan aspek etika yang harus diperhatikan. Peneliti harus menyampaikan presentasi mereka dengan cara yang jelas, terstruktur, dan sesuai dengan tingkat pemahaman audiens (Susanti dkk., 2023). Penggunaan bahasa yang sopan dan menghindari jargon teknis yang berlebihan dapat membantu audiens memahami materi yang disampaikan. Selain itu, peneliti harus bersikap profesional dan responsif terhadap pertanyaan dan kritik dari audiens, menunjukkan rasa hormat dan apresiasi terhadap pandangan mereka.
Etika dalam presentasi ilmiah juga mencakup tanggung jawab sosial (Damayanti dkk., 2023). Peneliti harus mempertimbangkan dampak sosial dari temuan mereka dan menyampaikan informasi dengan cara yang tidak membingungkan atau memicu kepanikan. Mereka harus berusaha memanfaatkan pengetahuan yang mereka sampaikan untuk kebaikan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan mematuhi prinsip-prinsip etika ini, peneliti dapat memastikan bahwa presentasi ilmiah mereka tidak hanya informatif, tetapi juga bermartabat dan bertanggung jawab. Berikut salah satu contoh etika dalam presentasi ilmiah:
Tahukah Saudara mahasiswa bahwa sebuah presentasi ilmiah yang baik tidak hanya tentang isi materi, tetapi juga bagaimana cara Anda menghubungkan materi tersebut dengan audiens.
Pada sub bab ini Saudara mahasiswa akan mempelajari bagaimana teknik presentasi ilmiah yang baik dan benar. Oleh karena itu, Simak materi berikut!
Dalam presentasi ilmiah, seorang peneliti harus memperhatikan teknik-teknik presentasi yang baik dan benar. Teknik presentasi ilmiah yang baik dan benar dimulai dengan persiapan yang matang (Trimastuti dkk., 2021). Persiapan ini mencakup pemahaman mendalam tentang materi yang akan disampaikan, penyiapan bahan presentasi seperti slide dan visual aids, serta latihan penyampaian untuk memastikan kelancaran saat presentasi (Fathmi, 2016). Menguasai materi sangat penting karena peneliti perlu dapat menjawab pertanyaan dan menjelaskan konsep secara jelas kepada audiens yang mungkin memiliki latar belakang berbeda. Persiapan yang baik juga melibatkan pengaturan waktu agar semua poin penting dapat disampaikan tanpa terburu-buru.
Selanjutnya, struktur presentasi harus dirancang dengan logis dan sistematis (Suryana & Nurhayani, 2021). Sebuah presentasi ilmiah yang efektif biasanya dimulai dengan pengenalan, di mana peneliti memberikan latar belakang dan tujuan penelitian. Setelah itu, metodologi penelitian dijelaskan secara rinci, diikuti oleh hasil penelitian, analisis data, dan Kesimpulan (Jasmine & Faza, 2022). Menggunakan struktur yang jelas membantu audiens mengikuti alur pemikiran peneliti dan memahami bagaimana temuan dicapai. Transisi yang halus antara setiap bagian juga penting untuk menjaga konsistensi dan kesinambungan presentasi.
Visual aids memainkan peran penting dalam memperkuat dan memperjelas informasi yang disampaikan (Anggraeni dkk., 2018). Slide presentasi harus dirancang dengan sederhana dan informatif, menggunakan grafik, tabel, dan gambar yang relevan untuk mendukung poin-poin penting. Visual aids tidak hanya membantu audiens memahami data yang kompleks tetapi juga membuat presentasi lebih menarik. Namun, penting untuk tidak terlalu mengandalkan slide, peneliti harus tetap menjadi fokus utama dan mampu menjelaskan materi tanpa harus membaca langsung dari slide.
Kemampuan komunikasi verbal dan nonverbal sangat memengaruhi efektivitas presentasi ilmiah (Purnamawati, 2022). Peneliti harus berbicara dengan jelas, dengan intonasi yang tepat dan kecepatan bicara yang sesuai. Kontak mata dengan audiens, bahasa tubuh yang terbuka, dan gerakan tangan yang mendukung penjelasan dapat meningkatkan keterlibatan audiens. Selain itu, peneliti harus berlatih mengatasi rasa gugup, misalnya dengan teknik pernapasan dalam dan latihan presentasi di depan teman atau kolega sebelum acara utama.
Interaksi dengan audiens merupakan bagian integral dari presentasi ilmiah yang sukses (Rusli dkk., 2022). Peneliti harus siap untuk menjawab pertanyaan dan menanggapi kritik dengan sikap terbuka dan profesional. Mendengarkan dengan seksama pertanyaan audiens dan memberikan jawaban yang jelas dan terperinci menunjukkan bahwa peneliti menghargai kontribusi audiens. Diskusi yang konstruktif ini tidak hanya memperkaya pemahaman tetapi juga dapat membuka peluang untuk kolaborasi lebih lanjut.
Penggunaan bahasa yang tepat dan jelas juga sangat penting dalam presentasi ilmiah. Peneliti harus menghindari penggunaan jargon teknis yang berlebihan dan berusaha menjelaskan konsep-konsep yang kompleks dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh audiens yang mungkin memiliki latar belakang yang berbeda (Agastya, 2018). Penggunaan analogi atau contoh yang relevan bisa sangat membantu dalam menjelaskan poin-poin yang sulit. Bahasa yang sederhana dan langsung akan memastikan bahwa pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh semua anggota audiens.
Manajemen waktu adalah aspek kritis lain dalam presentasi ilmiah (Kurniawan dkk., 2023). Peneliti harus memastikan bahwa mereka menyampaikan semua poin penting dalam batas waktu yang diberikan. Ini berarti perlu ada perencanaan yang cermat tentang berapa lama masing-masing bagian presentasi akan berlangsung. Latihan yang cukup akan membantu peneliti mengatur tempo bicara dan memastikan bahwa mereka tidak tergesa-gesa pada bagian akhir presentasi atau kehabisan waktu sebelum semua poin disampaikan.
Selain itu, peneliti harus siap dengan materi pendukung yang mungkin diperlukan selama presentasi (Arono & Arsyad, 2020). Ini bisa mencakup handout, ringkasan penelitian, atau materi tambahan yang dapat dibagikan kepada audiens (Hunaepi dkk., 2016). Menyediakan bahan tambahan ini menunjukkan profesionalisme dan perhatian terhadap kebutuhan audiens. Materi pendukung juga bisa menjadi alat yang berguna bagi audiens untuk merujuk kembali setelah presentasi selesai.
Evaluasi diri dan umpan balik adalah langkah penting setelah presentasi selesai (Zaenil dkk., 2022). Peneliti harus merefleksikan kinerja mereka, mencatat area yang berhasil dan yang membutuhkan perbaikan (Sutriawan dkk., 2023). Mendapatkan umpan balik dari kolega atau mentor dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana meningkatkan teknik presentasi di masa depan. Evaluasi ini membantu peneliti berkembang dan menjadi lebih efektif dalam menyampaikan hasil penelitian mereka di kesempatan berikutnya.
Dengan menggabungkan semua elemen yang dimulai dari persiapan yang matang, struktur yang logis, penggunaan visual aids yang efektif, kemampuan komunikasi yang baik, interaksi dengan audiens, penggunaan bahasa yang tepat, manajemen waktu, materi pendukung, dan evaluasi diri, peneliti dapat memberikan presentasi ilmiah yang baik dan benar. Presentasi yang sukses tidak hanya menyampaikan informasi secara jelas dan efektif, tetapi juga membangun kredibilitas peneliti dan memfasilitasi pertukaran ide yang konstruktif dalam komunitas ilmiah. Berikut salah satu contoh teknik presentasi ilmiah:
Presentasi ilmiah adalah cara peneliti menyampaikan hasil riset mereka kepada audiens yang bisa terdiri dari ilmuwan, akademisi, mahasiswa, atau masyarakat umum. Selain menyebarkan pengetahuan, presentasi ilmiah memfasilitasi diskusi dan kolaborasi antar ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Etika dalam presentasi ilmiah mencakup integritas, kejujuran, dan penghargaan terhadap hak kekayaan intelektual. Teknik presentasi yang baik melibatkan persiapan matang, struktur yang logis, penggunaan visual aids yang tepat, dan kemampuan komunikasi verbal serta nonverbal yang efektif. Manajemen waktu, interaksi dengan audiens, dan evaluasi diri setelah presentasi juga sangat penting untuk keberhasilan presentasi ilmiah.
Time’s up
Sebelum menjawab soal evaluasi, perhatikan indikator berikut ini!
Setelah membaca dan memahami indikator soal di atas, saudara mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan pertanyaan di bawah ini.
Agastya, I. M. A. (2018, November). Peningkatan Profesionalitas Guru Dalam Menghasilkan Karya Pengembangan Profesi Guru Melalui Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Bagi Guru Smk N 2 Yogyakarta. In Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Masyarakat (Vol. 1, No. 1, pp. 391-396). Retrieved from https://ojs.amikom.ac.id/index.php/semhasabdimas/article/view/2279.
Anggraeni, S. W., Alpian, Y., & Haerudin, H. (2018). Pelatihan penulisan karya ilmiah bagi guru sekolah dasar se kecamatan banyusari kabupaten karawang. Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Keguruan dan Pendidikan (JPM-IKP), 1(01), 39-49. https://doi.org/10.31326/jmp-ikp.v1i01.76.